Ahli Manajemen di Indonesia Hanya Sedikit?


Setidaknya itulah yang terlintas di benak saya ketika membaca karya tulis mahasiswa dari kampus Abal-Abul, kenapa bisa begitu? Sedehana saja sebetulnya, dari ratusan karya yang pernah saya lihat dan baca, landasan teori yang terpampang hanya itu-itu saja, aneh? begitulah faktanya.

bukuRatusan bahkan ribuan karya ilmiah tentunya hasil dari ratusan teori yang mendasarinya. Buku-buku demikian mudah kita beli di toko buku, bukan hal sulit pula apabila kita meminjam buku tersebut dari perpustakaan.

Berburu buku referensi adalah kegiatan dadakan yang biasa dilakukan mahasiswa menjelang tugas akhir mereka, sedikit siswa yang malas membaca selama kuliah, buku bagi sebagian kecil mahasiswa dianggap tidak berguna dan menyebabkan sakit mata, mungkin begitu anggap mereka.

Bagi mahasiswa rajin dan cerdas, kegiatan berburu buku referensi akan menjadi hal yang percuma saja. Tugas akhir yang mereka kerjakan berdasarkan buku referensi yang relevan dengan karya ilmiahnya ternyata “dibantai” dosen pembimbing yang terhormat.

Dasar teori yang mereka gunakan walaupun berasal dari buku terbaru, bahkan buku dengan standar internasional seringkali diabaikan dan diganti dengan landasan teori yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, teori yang biasa “dibantai” adalah teori manajemen.

Selanjutnya yang dilakukan mahasiswa itu hanyalah copy paste dari tulisan tugas akhir sebelumnya, seringkali mereka bahkan tidak menulis sama sekali karena benar-benar copy paste yaitu copy dari soft copy tugas akhir tahun lalu kemudian paste di tugas akhir mereka… hebat ya… praktis dan ekonomis.

Lebih hebatnya lagi teori-teori yang sangat berhubungan dengan tugas akhir mereka justru dilarang ditampilkan, alasannya beragam, misal:

  • teorinya koq dalam bahasa Inggris (kalau belum ada versi terjemahaannya gimana dong?)
  • teorinya tidak nyambung (padahal sangat nyambung),
  • kebanyakan teori (padahal yang membuat banyak adalah teori copy paste tadi lho),
  • biasanya mahasiswa tahun lalu juga menggunakan teori itu (lahhhhh ini ilmiah euy bukan tulisan biasa)

Akibatnya sudah sangat jelas, ribuan tugas akhir yang terpampang mewah di perpustakaan berisi teori yang serupa dan sama, padahal judul serta isi tugas akhir tersebut jauh berbeda.

  • Apakah ahli manajemen lain salah menulis?
  • Apakah ahli manajemen lain kurang pintar?
  • Apakah ahli manajemen lain tulisannya tidak ilmiah?

Selanjutnya pernah dilontarkan pernyataan seperti ini:

  • Jumlah buku manajemen di negara kita lebih dari 20
  • Jumlah ahli manajemen di negara kita lebih dari 30
  • Buku-buku manajemen mudah ditemui di toko buku

Tidak ada mahasiswa yang bisa menyangkal pernyataan tersebut, namun juga tidak berani menyangkal ketika diharuskan menggunakan teori manajemen yang itu-itu lagi.

Akibat dari tindakan tidak ilmiah itulah beberapa orang siswa akan beranggapan bahwa ahli manajemen di Indonesia hanya sedikit, tidak lebih dari 5 orang? Masa sih? begitulah faktanya…

Ahli manajemen banyak? ahhh  masa sih? faktanya teori lain tidak digunakan tuh ?

Sering terbersit pertanyaan yang selalu menggelitik saya, “jadi sebenarnya yang malas membaca dan minim wawasan di kampus Abal-Abul itu siapa? Mahasiswa atau dosennya?

Note: Manajemen yang dimaksud adalah manajemen secara umum

Salam Manajemen

Twitter & Instagram: @ekoprobo

//

Tinggalkan komentar