Review C2AM 2013, Bersepeda Menembus Usia


Bandung 10 November 2013,

Cuaca cerah di hari Minggu pagi ini tampaknya membuat nyali para orangtua dari JPG Mountain Bike Park agak bertambah, 11 orang dikirim dari JPG untuk mengikuti acara yang menarik ini, C2AM Challenge ke 4 yang diadakan di wilayah Cikole – Lembang.

Malam sebelumnya kami bermalam di beberapa tempat yang berbeda, namum komunikasi antar team tidak pernah putus. Kami janjian untuk bertemu di beberapa titik temu sebelum bersama menuju tempat start di Cikole.

Saya, Widy Domba dan pakde Hadi meluncur ke rumah kayu untuk menjemput teman-teman lain yang bermalam di sana. Jam 6.30 WIB saya tiba di rumah kayu, perasaan kami campur aduk saat melihat kondisi di tempat ini, rupanya kegilaan sudah dimulai sebelum kami tiba. Perasaan sedih, gembira, haru dan kagum melihat beberapa orangtua edan sudah tidak ada di tempat.

Photo by: Hadi Daru Sucipto

Photo by: Hadi Daru Sucipto
Photo by: Hadi Daru Sucipto

Beberapa orangtua di sana ternyata tidak punya udel, tenaganya seperti kuda binal, yaaa benar, mereka orangtua semua, dalam artian semua sudah jadi orangtua, bukan sekedar orang tua karena usia. Pagi itu om Ilham Baron, Arbot, Andri Dolphin, dan Ito Sajugo sudah berangkat duluan, mereka gowes dari tempat itu menuju titik start di Cikole, edan bagi saya tapi hal biasa bagi mereka, tanjakan menuju Cikole mereka anggap jalanan datar.

Jam 07.30 kami sudah sampai di warung dekat tempat start, siap-siap untuk start. Banyak muka edisi lama yang masih beredar di tempat ini, jabat erat untuk semua MTB’ers yang kami temui di sana. Usai sarapan kami menuju titik start.

Foto by: Hadi Daru Sucipto

08.11 WIB team orangtua nekad dari JPG sudah mulai meluncur, jalanan tanah bercampur batuan terhampar di depan kami, beberapa MTB di hadapan mau tak mau kami lewati, jalanan mulai belok menuju kebun kopi, konon katanya kalau merusak tanaman kami akan dikenai denda ratusan ribu, daripada kena denda mending segera meluncur deh… uhuuuuyyyyyyy !!!! begitulah bunyinya lengkingan suara soak dari kerongkongan team JPG

Turunan kebun kopi ini menyenangkan, licin dan gembur juga cukup curam. Turunan curam ini hanya awal dari kegembiraan para orangtua nakal ini, kegilaan mereka sulit diredam, memory masa kecil pasti masih melekat di benaknya, umuurrrr hoiiii inget umur pakkkk… dasar susah dibilanginyah, pada ngebut aja bisanya, untuk di depan ada batang pohon melintang, lumayan lah buat ngerem sedikit.

Jalanan tanah dan turun terus membuat kami “sedikit” lupa akan bahaya, akibatnya om Ito Sajugo dan saya jatuh tipis di pinggir tebing, salah gaya dikit aja bakalan nyemplung jurang …. amit-amit dah…

Turunan tanah ini berakhir di ladang warga, tentunya tetap turun temurun, beberapa MTB’ers nampak sedang berhenti untuk menikmati indahnya pemandangan di area ini, ladang warga setempat ini berujung kebun teh, jalanan makadam yang relatif datar kami lalui dengan seksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Sepeda saya mulai bermasalah, handlebar mengalami getaran hebat, usut-punya usut ternyata baut stem longgar, untunglah om Ito berhenti untuk membantu mendoakan supaya masalah sepeda saya cepat teratasi, terima kasih doanya om 🙂

Karena sepeda belum terlalu fit maka om Ito saya persilakan duluan. Jalanan kebun teh ini tidak terlalu panjang namun ada beberapa tanjakan yang menggoda iman kami untuk turun dan dorong sepeda … hehehe … berat euy kalo digowes mah

Photo By: Hadi Daru Sucipto

Ujung tanjakan katanya sih deket tapi di atas sana, tidak terlalu jauh memang namun tanjakan tanah ini cukup menguras tenaga kami. Beruntung karena hari masih pagi dan jalanan dinaungi pepohonan hutan. Matahari pagi masih belum ada di atas kepala.

Photo by: Hadi Daru Sucipto

Tanjakan pasti berteman dekat dengan turunan, akhirnya jalanan mulai turun lagi, khas jalur ini adalah di sebelah kiri pasti ada jurang, ada yang dangkal dan dalam, tentunya saya tidak ingin mencoba nyemplung ke sana lah.

Jalanan tanah ini lumayan panjang dan teduh, sisa hujan sehari sebelumnya membuat tanah gembur, daun-daun cikal bakal humus mulai memenuhi sela-sela ban dan frame sepeda saya, alhasil ban macet tidak bisa digowes, berkali-kali harus berhenti untuk membersihkan tanah yang nempel, kegiatan ini lumayan menyita tenaga saya. Peluh mulai membasahi badan, bukan lelah karena gowes tapi lelah mendorong sepeda yang bannya tidak mau berputar.

Penderitaan berakhir juga, jalanan tanah mulai berakhir, berganti dengan tanjakan makadam dan rumput, tanjakan pendek yang dilanjutkan dengan turunan tanah padat, turunan curam menuju check point berikutnya, lumayan ada warung. Istirahat sejenak untuk membasahi kerongkongan, matahari mulai terasa panasnya.

Lintasan selanjutnya adalah tanjakan batu jalanan pedesaan, lumayan curam dan panjang. Masuk pepohonan lagi untuk kemudian bertemu pematang sawah dan kali kecil di sebelah kanan, kelihatannya mudah namun beberapa orang sempat nyusruk juga di jalur ini.

Jalanan ini membawa kami menuju perkampungan dengan jalanan yang lumayan lebar, jalanan batuan lepas inilah yang membuat om Widy nyusruk nabrak tebing batu. Lumayan keras namun untungnya sepeda dia tidak rusak.

Finish sudah dekat jalanan hanya turunan saja, enak bener tinggal duduk manis dan sepeda meluncur sendiri,  jam 12 siang kami sudah merapat ke titik finish, disambut teman SMA saya, kang Reno, sementara team depan sudah dari tadi sampai, mereka masih menunggu kami untuk foto bersama… hehehe teteeepppp kudu harus foto

Finish mah tinggal finish, ternyata jalan menuju angkot masih panjang, kami masih harus kembali ke titik awal yang letaknya nun jauh di atas sana, mobil pick up tidak cukup untuk 11 sepeda beserta penunggangnya, akhirnya harus gowes dulu deh 10 km untuk mencari angkutan.

Boys will be boys, begitulah kata pepatah, di perjalanan mencari angkot kami agak sedikit kekebutan, leluncatan dan ngesot-ngesotan, juara ngesot kali ini adalah om Indra Simamora dengan hadiah rear end sepedanya patah… sabar ya om, tinggal ganti frame aja koq… hehehe

O iya, rupanya Tim JPG 11 dapat DoorPrize 1 unit Sepeda Giant ATX 2014 untuk nomor start 139 atas nama Andri Doplhin.

Walau team JPG 11 dapat doorprize saya tetap ingin memberi sedikit masukan untuk panitia sebagai berikut:

  1. Lain kali mohon difasilitasi transport di titik finish untuk membawa kami kembali ke atas.
  2. Lain-lain sih bagus, acara yang menarik dan rugi kalau ngga ikut, acara ini pas dan tepat untuk ugal-ugalan di track MTB sesungguhnya…. real All Mountain

Salut untuk penyelenggara, salut untuk teman-teman team JPG 11 yang pada gelo dan edan

Bagi yang ingin download GPS Map Rute ini silakan click : GPS MAP C2AM ke 4

Capture

Capture2

Foto2 lengkap silakan download di: CLICK INI

Salam All Mountain

Twitter & Instagram: @ekoprobo

2 tanggapan untuk “Review C2AM 2013, Bersepeda Menembus Usia”

Tinggalkan komentar